Frank Rijkaard adalah salah satu tokoh sepak bola paling lengkap dalam sejarah: gelandang bertahan cerdas, bek tangguh, pemimpin tenang, dan pelatih revolusioner. Lahir di Amsterdam pada 30 September 1962, Rijkaard bukan hanya bagian dari generasi emas Belanda bersama Van Basten dan Gullit, tetapi juga figur penting dalam pembentukan fondasi sepak bola menyerang modern lewat perannya di Barcelona.

Awal Karier: Produk Total Football Sesungguhnya
Rijkaard adalah lulusan akademi Ajax Amsterdam, klub yang mewarisi filosofi Total Football dari Rinus Michels dan Johan Cruyff. Ia melakukan debut profesional pada 1980, dan dengan cepat menunjukkan kelebihan sebagai pemain yang taktis, tenang, dan serbabisa.
Bisa bermain sebagai:
- Gelandang bertahan
- Sweeper (bek terakhir)
- Kadang sebagai bek kanan dalam sistem fleksibel
Kemampuannya menghubungkan pertahanan dan lini tengah dengan distribusi akurat menjadikan Rijkaard jantung strategi tim.
Timnas Belanda: Euro 1988 dan Ikatan Emas
Rijkaard adalah bagian penting dari tim nasional Belanda yang menjuarai Euro 1988, satu-satunya gelar mayor Belanda hingga saat ini.
Bersama Ruud Gullit dan Marco van Basten, ia membentuk trio emas Belanda:
- Rijkaard sebagai pemecah serangan dan distributor bola
- Gullit sebagai gelandang eksplosif
- Van Basten sebagai finisher ulung
Peran Rijkaard sangat vital — tidak mencolok, tetapi pengatur ritme dan penstabil taktik. Dalam sistem yang sangat teknis, ia adalah pondasi yang memungkinkan kreativitas rekan-rekannya berkembang.
AC Milan: Era Keemasan Bersama Sacchi dan Capello
Pada 1988, Rijkaard bergabung dengan AC Milan, menyusul Gullit dan Van Basten. Bersama pelatih Arrigo Sacchi dan kemudian Fabio Capello, Rijkaard menjadi bagian dari salah satu tim terbaik dalam sejarah sepak bola.
Prestasi bersama AC Milan:
- 2x Liga Champions (1989, 1990)
- 2x Intercontinental Cup
- 2x Piala Super Eropa
- 2x Serie A
Momen paling ikoniknya datang di final Liga Champions 1990, saat ia mencetak gol tunggal kemenangan melawan Benfica.
Perannya di Milan:
- Pemutus aliran bola lawan
- Pemain transisi
- Pemimpin alami dalam formasi yang sangat taktis
Rijkaard tidak hanya bermain efisien — ia bermain cerdas.
Gaya Bermain
- Tangguh secara fisik, tapi tidak kasar
- Distribusi bola presisi, memulai serangan dari belakang
- Antisipasi tinggi: jarang melakukan tekel sembrono karena sudah membaca permainan lebih dulu
- Dewasa secara mental, tenang di bawah tekanan
- Multifungsi, bisa berganti posisi tanpa mengubah kualitas tim
Ia adalah contoh nyata “gelandang modern sebelum eranya dimulai.”
Karier Kepelatihan: Arsitek Awal Tiki-Taka
Setelah pensiun, Rijkaard melatih:
- Timnas Belanda (2000–2001)
- Sparta Rotterdam (2001–2002)
- FC Barcelona (2003–2008)
- Galatasaray & Timnas Arab Saudi
Namun, Barcelona-lah yang mengangkat namanya sebagai pelatih elite.
Prestasi bersama Barcelona:
- 2x La Liga (2004–05, 2005–06)
- Liga Champions 2005–06
- Supercopa de España
Rijkaard adalah pelatih pertama yang memberi debut kepada Lionel Messi, serta membangun tim ofensif yang dipimpin Ronaldinho, Xavi, Deco, dan Eto’o. Gaya main yang ia terapkan menjadi cikal bakal filosofi tiki-taka, yang kemudian dikembangkan oleh Pep Guardiola.