Kalau dulu sepatu dengan bentuk besar, sol tebal, dan warna tabrakan dianggap “norak”, sekarang justru jadi tren sepatu jelek yang mendunia.
Istilah ugly shoes pertama kali populer sekitar 2017 waktu Balenciaga Triple S keluar — sepatu bulky yang kayak gabungan sepatu bapak-bapak jogging tahun 90-an dan sepatu hiking.
Lucunya, alih-alih diejek, sepatu ini justru laris manis dan jadi status symbol.
Bahkan sekarang, makin “jelek” desainnya, makin banyak orang yang pengen punya.
Jadi jelas: jelek di dunia fashion bukan berarti gagal, tapi justru bentuk pernyataan diri yang anti-mainstream.
2. Asal Mula Tren Ugly Shoes
Tren sepatu jelek sebenarnya punya akar panjang di sejarah fashion.
Tahun 1990-an, sepatu seperti Nike Air Monarch, Fila Disruptor, dan New Balance 624 udah dikenal sebagai dad shoes — sepatu “tanggung jawab ayah-ayah” buat jalan pagi.
Mereka besar, tebal, dan fungsional — bukan fashionable.
Namun, di akhir 2010-an, desainer mulai mengangkat nostalgia ini.
Balenciaga, Gucci, dan Louis Vuitton memodifikasi siluet klasik sepatu olahraga 90-an menjadi versi high fashion.
Hasilnya? Sepatu yang secara visual berantakan tapi keren.
Tren ugly shoes lahir dari nostalgia, humor, dan keinginan buat menentang definisi kecantikan tradisional.
3. Filosofi di Balik Ugly Shoes: Ironi yang Keren
Biarpun bentuknya aneh, sepatu jelek punya filosofi yang kuat: fashion isn’t about beauty, it’s about identity.
Di dunia di mana semua orang pengen kelihatan “sempurna”, sepatu ini muncul sebagai bentuk rebellion.
Kamu nggak harus pakai yang “cantik” buat terlihat keren.
Justru dengan sepatu besar dan nggak proporsional itu, kamu nunjukin kalau kamu nggak takut beda.
Gaya ini cocok banget buat era Gen Z dan millennial yang lebih menghargai keunikan daripada kesempurnaan.
4. Dari Balenciaga ke Crocs: Semua Ingin Ikut Jelek
Setelah Balenciaga Triple S meledak, brand lain ikutan.
- Gucci Rhyton datang dengan logo besar dan sol tebal.
- Louis Vuitton Archlight tampil futuristik dan melengkung ekstrem.
- Bahkan Crocs, sepatu karet yang dulu diejek, sekarang jadi fashion statement setelah kolaborasi sama Balenciaga dan Salehe Bembury.
Sekarang, bahkan ugly sandals, clogs, dan foam runners jadi bagian dari arus utama.
Bentuk aneh? Warna tabrakan? Justru makin diminati.
Tren sepatu jelek akhirnya jadi simbol fashion masa kini — absurd tapi autentik.
5. Kenapa Sepatu Jelek Jadi Mahal?
Satu kata: branding.
Desain sepatu besar dan unik memang bisa dibuat siapa aja, tapi kalau brand-nya Balenciaga, Prada, atau Yeezy, otomatis nilainya naik berkali lipat.
Tapi bukan cuma soal nama. Harga tinggi sepatu jelek juga karena:
- Riset desain – bentuknya rumit dan multi-layer.
- Material premium – sol tebal dan cushion kompleks.
- Produksi terbatas – bikin efek eksklusif.
- Influencer marketing – dipakai seleb kayak Bella Hadid, Kanye West, sampai Justin Bieber.
Fashion selalu punya nilai psikologis: ketika sesuatu sulit didapat dan terlihat “unik”, otomatis orang mau bayar lebih.
6. Psikologi di Balik “Semakin Jelek, Semakin Laku”
Kenapa orang rela bayar mahal buat sepatu jelek?
Karena tren ini menabrak norma keindahan — dan otak kita justru tertarik pada hal yang aneh tapi menonjol.
Dalam psikologi fashion, ada istilah ugly-chic effect:
Ketika sesuatu terlalu nyeleneh sampai melewati batas jelek, justru jadi menarik karena dianggap artistik.
Orang pakai ugly shoes bukan cuma buat gaya, tapi buat ngomong sesuatu tanpa harus ngomong.
Mereka bilang: “Aku tahu ini aneh, tapi aku tahu juga ini keren.”
7. Ugly Shoes = Anti-Trend Movement
Ironisnya, tren sepatu jelek sebenarnya anti-tren.
Gaya ini muncul sebagai bentuk perlawanan terhadap budaya fashion yang perfeksionis dan seragam.
Kalau dulu orang berebut tampil ramping, halus, dan aesthetic, sekarang yang diserbu justru yang bulky, kasar, dan “nggak ideal”.
Tren ini juga jadi bagian dari gerakan normcore — gaya yang menormalisasi tampilan “biasa” dan membalik makna keren.
Sekarang, yang aneh itu keren, dan yang keren itu aneh.
8. Gen Z dan Kebangkitan Gaya Ironi
Generasi Z sangat berperan besar dalam mempopulerkan sepatu jelek.
Mereka tumbuh di dunia digital penuh filter dan citra sempurna, jadi gaya absurd justru terasa jujur.
Pakai ugly sneakers buat mereka bukan sekadar gaya, tapi ekspresi diri.
Itu tanda: “aku nggak butuh kelihatan ideal buat kelihatan menarik.”
Bahkan di TikTok, tagar #uglyshoes udah tembus jutaan views.
Orang ngerasa pakai sepatu kayak Crocs atau Foam Runners justru bikin statement pribadi — simple tapi nyolok.
9. Balenciaga: Raja Sepatu Jelek
Nggak bisa ngomongin tren sepatu jelek tanpa nyebut Balenciaga.
Brand ini bener-bener ngubah persepsi dunia soal apa itu “keren”.
Sepatu Triple S mereka dirancang dengan tiga lapis sol (makanya namanya Triple S) dan bobot super berat.
Awalnya dikritik, tapi sekarang dianggap sebagai masterpiece desain modern.
Setelah itu, Balenciaga terus ngeluarin model absurd — kayak Track Sneakers, Crocs Platform, dan bahkan sepatu yang sengaja dibuat “kotor” dan rusak, dijual hampir Rp 25 juta.
Dan… tetap sold out.
10. Estetika Brutalism dalam Fashion
Salah satu alasan sepatu jelek populer adalah pengaruh estetika brutalism — gaya desain yang menonjolkan kejujuran bentuk, bahan, dan struktur.
Dalam arsitektur, brutalism berarti beton mentah dan bentuk kasar.
Dalam fashion, artinya desain yang “kasar tapi jujur”.
Sepatu bulky dengan jahitan tebal dan warna kontras dianggap punya keindahan dari ketidaksempurnaannya.
Makin terlihat “mentah”, makin dianggap keren — seperti karya seni.
11. Nyaman = Fashion Baru
Selain estetika, kenyamanan juga jadi alasan kenapa sepatu jelek digandrungi.
Tren fashion modern sekarang nggak cuma soal gaya, tapi fungsi.
Sepatu seperti Yeezy Foam Runner, Hoka One One, dan New Balance 990 menawarkan comfort maksimal.
Orang sekarang pengen sepatu yang bisa dipakai seharian tanpa pegal tapi tetap fashionable.
Ugly shoes jadi solusi: nyaman, statement, dan punya nilai estetik tersendiri.
12. Streetwear dan Peran Sneaker Culture
Kamu nggak bisa pisahin tren sepatu jelek dari budaya streetwear dan sneakerhead.
Sneaker sekarang udah bukan sekadar alas kaki — tapi objek koleksi dan investasi.
Rilis terbatas bikin harga resale sepatu bisa gila-gilaan.
Contohnya, Balenciaga Triple S atau Yeezy Boost 700 bisa tembus dua kali lipat harga retail-nya di pasar sekunder.
Faktor hype, eksklusivitas, dan kolaborasi bikin orang merasa punya bagian dari “komunitas”.
Dan di komunitas ini, sepatu yang aneh malah jadi incaran utama.
13. Kolaborasi Gila yang Mendorong Popularitas
Beberapa kolaborasi legendaris ikut bikin sepatu jelek makin hype:
- Crocs x Balenciaga – heels dari karet!
- Adidas x Yeezy – desain futuristik yang absurd tapi nyaman.
- New Balance x Aimé Leon Dore – old-school tapi super mahal.
- MSCHF x Big Red Boots – sepatu merah kartun ala Astro Boy yang viral banget.
Kolaborasi ini bukan cuma soal sepatu, tapi tentang cerita di baliknya.
Semakin absurd idenya, semakin besar daya tariknya.
14. Dari Jelek ke Ikonik
Yang awalnya diejek, lama-lama jadi ikonik.
Ugly shoes berhasil bikin dunia fashion berpikir ulang soal definisi “indah”.
Sama kayak seni modern — dulu orang bingung lihat lukisan abstrak, sekarang dianggap masterpiece.
Sepatu dengan bentuk aneh pun gitu: dari bahan busa aneh, warna tabrakan, sampai sol menumpuk — semuanya punya nilai visual tersendiri.
Intinya, orang sekarang nggak cuma beli sepatu buat fungsi, tapi juga buat statement visual.
15. Kritik dan Kontroversi
Tentu aja nggak semua orang suka tren ini.
Banyak yang bilang sepatu jelek itu cuma tren sesaat yang dimanfaatkan brand besar buat jual mahal barang absurd.
Sebagian lagi ngerasa ini bentuk satire fashion elit — ketika orang kaya sengaja beli barang jelek biar kelihatan “paham seni”.
Tapi di sisi lain, banyak juga yang bilang tren ini justru membebaskan.
Karena dengan gaya ini, semua bentuk bisa diterima.
Fashion jadi lebih inklusif dan terbuka terhadap segala bentuk keunikan.
16. Apakah Tren Ugly Shoes Akan Bertahan Lama?
Prediksi banyak fashion analyst: sepatu jelek nggak akan cepat hilang.
Kenapa? Karena dia bukan cuma tren, tapi representasi dari perubahan cara pandang terhadap fashion itu sendiri.
Gaya ini fleksibel banget: bisa dipakai bareng outfit streetwear, casual, bahkan luxury look.
Dan setiap tahun, brand masih berlomba menciptakan versi “terjelek tapi paling keren.”
Selama manusia masih suka hal-hal absurd dan eksperimental, ugly shoes bakal terus hidup.
17. Kesimpulan: Jelek Itu Seni
Jadi, kenapa tren sepatu jelek makin mahal dan makin laku?
Karena dia lebih dari sekadar sepatu — dia simbol zaman.
Simbol bahwa “cantik” itu relatif, dan bahwa keberanian tampil beda adalah bentuk fashion paling jujur.
Sekarang, jelek bukan lagi aib.
Jelek adalah ekspresi.
Dan kalau kamu percaya diri memakainya, sepatu paling absurd pun bisa berubah jadi karya seni berjalan.
FAQ
1. Apa itu ugly shoes?
Sepatu dengan desain besar, bulky, dan aneh secara visual tapi dianggap keren secara artistik.
2. Kenapa sepatu jelek jadi mahal?
Karena desain kompleks, material premium, dan branding eksklusif dari rumah mode besar.
3. Siapa yang mempopulerkan tren ini?
Balenciaga lewat sepatu Triple S pada 2017, diikuti brand lain seperti Gucci dan Louis Vuitton.
4. Apakah ugly shoes nyaman dipakai?
Sebagian besar iya, karena desainnya fokus ke fungsi dan ergonomi.
5. Apakah tren ini akan bertahan?
Kemungkinan besar iya, karena sudah berkembang jadi simbol budaya fashion modern.
6. Apa kunci tampil keren pakai ugly shoes?
Padukan dengan outfit minimalis dan percaya diri penuh — biar sepatu jadi pusat perhatian.